"Memutar masa lalu masing-masing host.."
Author Pov
Jepang dimalam hari tampak ramai, terlebih lagi ditempat yang satu ini. Club malam yang selalu ramai didatangi orang, bahkan tempat ini tak pernah sepi pengunjung.
Club Matoki.
Ya, Club ini bukan sembarang Club. Club ini hanya bisa dimasuki oleh kalangan atas, dan didalamnya juga menyediakan Host-host yang memiliki wajah tampan ataupun cantik. Kalian harus merogoh kocek sangat dalam agar bisa memesan 1 dari 5 Host terbaik yang ada.
Kini seorang yeoja tengah melangkahkan kakinya masuk kedalam Club itu, semua mata memandangnya. Kenapa? Cantik, anggun, elegan, sexy tentunya membuat semua orang menatapnya takjub. Pemilik Club pun menyambutnya langsung.
"Kau sudah datang, Queen?" tanya sang pemilik Club Matoki.
"Apa ada yang baru kali ini? Aku mulai bosan dengan anak didikmu, Himchannie~" ujar gadis yang bernama Queen itu pada Himchan yang tak lain adalah pemilik Club Matoki.
"Masih belum Queen. Bagaimana denganku saja?" tawar Himchan sembari mencium telapak tangan Queen lembut, mengagungkan gadis seperti itu harus ia lakukan.
"Baiklah^^" Queen pun menggandeng tangan Himchan.
Mereka berjalan berdua menuju ruangan Himchan dilantai bawah, ruang kerja. Tapi tempat ini cukup pribadi hanya orang tertentu yang bisa masuk kedalam.
Himchan pun mempersilahkan Queen masuk, Queen melepaskan Coat miliknya dan segera duduk dimeja kerja.
"Akan kuambilkan minuman." ujar Himchan.
"Eumm" Queen duduk, melipat tangannya. Menunggu.
"Himchannie, aku mulai bosan dengan semua ini." ujar Queen yang membuka topik pembicaraan.
"Kau hanya butuh orang yang tepat Queen-ah." ujar Himchan yang masih sibuk membuat minuman.
"Yongguk, dia sangat baik. Murah senyum, sangat berkharisma, ia juga dapat melindungiku dengan baik.." Queen kembali berfikir.
"Daehyun, dia tampan. Pintar membuaiku dengan suaranya.."
"Lalu?" Himchan datang sambil membawa 2 gelas minuman yang ia buat.
"Yongjae, dia pintar. Cukup bijaksana. Dan Jongup dia sangat pendiam tapi dia cukup membuatku nyaman. Ah tidak, mereka semua cukup membuatku nyaman." Queen meneguk minumannya habis.
"Lalu bagaimana denganku?" Himchan mendekat dan menatap Queen dalam.
"Kau?" Queen merampas gelas milik Himchan dan menghabiskannya.
"Pekerjaanku akhir-akhir ini membuatku kehabisan kesabaran." marah Queen.
"Tenanglah, ada aku disini." Himchan memegang wajah Queen lalu melumat bibir Queen perlahan.
Lumatan itu semakin mendalam, tangan Himchan mengusap-usap lembut paha Queen yang terpampang jelas karena Dress Mininya. Ciuman yang penuh akan nafsu. Tangan Queen menekan kepala Himchan agar tak melepaskan ciumannya begitupun Himchan. Tangan Himchan tak berhenti menggelitiki bagian sensitif Queen. Mereka seperti sudah saling mengerti titik kelemahan masing-masing. Saat nafas mereka hampir habir mereka melepaskan ciuman mereka, mengisi paru-paru dengan oxygen dan melanjutkan dengan bagian lainnya.
Himchan menghirup leher Queen, Queen mulai melepaskan kancing kemeja Himchan. Himchan tengah menikmati lekukan tubuh Queen.
"Nggh.. Kau selalu tahu apa yang ku inginkan.. Ahh~" ujar Queen yang sudah tampak berantakkan.
"Tapi aku tak tahu pasti apa yang benar-benar kau inginkan." Himchan kembali mencium Queen.
Tangan Himchan meremas dada Queen lembut, desahan tak tertahankan keluar dari mulut Queen. Tangan Himchan tampak sangat mahir, menyelinap masuk diantara paha Queen dan melepaskan Underwear yang dikenakan Queen.
Sepertinya Queen sudah tampak tak tahan dengan godaan jail yang Himchan lakukan pada tubuhnya. Saat Queen dan Himchan sudah tampak saling menginginkan dan berantakan pintu ruangan Himchan terbuka kasar.
BRAAKKK!!!
Queen dan Himchan berhenti bermain. Himchan merapikan pakaiannya dan Queen masih tetap duduk di meja sembari merapikan pakaiannya dengan kesal.
"Apa ini? Kenapa ada anak kecil masuk kemari!!! BANG YONGGUK!!!" teriak Himchan marah.
Masalahnya adalah keributan ini menganggu aktifitasnya dan membuat Queen sangat kesal pastinya.
"Anak ini--"
"Aku ingin kerja disini!" jawab sang bocah sebelum Yongguk menyelesaikan perkataannya.
"Hah!! Yak!!! Anak sepertimu??? Bahkan kau masih terlihat seperti siswa Junior High School. Sebaiknya kau pulang dan mengerjakan PR-mu!" perintah Himchan.
Yongguk dan Yongjae menarik tangan anak itu tapi sepertinya anak itu bersikukuh dengan keinginannya.
Yongguk, Daehyun, Yongjae, Jongup menatap wajah Himchan yang mulai tampak sangat kesal.
"Apa yang membawamu kemari?" tanya Himchan pada anak itu.
"Aku hanya ingin bekerja dan mendapatkan uang dengan cepat." jawabnya jujur tanpa ada keraguan.
Semua yang ada diruangan itu tertawa, tampak meremehkan anak itu.
"Siapa namamu?" tanya Himchan.
"Junhong, Choi Junhong." Himchan terkejut.
"Korea? Kenapa kau sampai kemari anak kecil!!??" marah Himchan.
"Kabur dari rumah, mencari kebebasan dan kesenangan."
"Junhong-ah kau tahu bukan pekerjaan ini kotor dan tak layak untuk anak sepertimu. Terlebih lagi kau masih tampak sangat muda dan belum cukup umur!" jelas Himchan.
"Tak masalah untukku asalkan aku dapat bersenang-senang."
"Kau tak--" ucapan Himchan tak dilanjutkan karena Queen mengusap punggung Himchan.
Semua menatap Queen yang berdiri di belakang punggung Himchan.
"Biarkan saja dia bersenang-senang dan melakukan apapun yang ia lakukan." ujar Queen sambil tersenyum pada Junhong.
"Ah baiklah. Terima kasih Noona." ujar Junhong sembari memberi salam pada Queen.
Queen berjalan mendekati Yongguk. "Kau ajari dia Yonggukie~ aku harus menyelesaikan urusanku yang tadi sempat tertunda karena keributan ini." perintah Queen.
"Baiklah Queen." Yongguk membungkuk memberi salam.
Saat mereka akan pergi Queen memanggil nama Daehyun. "Daehyun-ah~!"
"Ya Queen?" sahut Daehyun.
"Jangan kenalkan dia dulu pada pelanggan!"
"Aku tahu Queen~" jawab Daehyun.
"Ah satu lagi, jangan ajari dia macam-macam okay!?" ancam Queen yang terlihat lucu.
"Ada lagi Queen?" tanya Yongjae.
Queen menggeleng. Mereka pun meninggalkan ruangan. Queen berbalik dan menatap wajah Himchan yang masam.
"Kenapa wajahmu jelek begitu, hm?" Queen mengusap wajah Himchan.
Himchan menatap Queen. "Tsk, kau bahkan membiarkan ia bersenang-senang."
"Ia hanya tak tahu apa yang ia cari." ujar Queen.
"Sama sepertimu.." Himchan kembali melanjutkan aktifitasnya yang tadi tertunda.
Mereka tertawa, menghabiskan waktu bersama hingga pagi tiba.
"Aku puaskan diriku bermain denganmu sebelum kau bermain dengan mainan barumu.." bisik Himchan disela-sela cumbuannya. Queen hanya terkekeh, menikmati malam bersama Himchan.
Keesokan paginya Himchan tengah berbaring diranjang, memeluk tubuh Queen yang terlilit selimut. "Kau tak pergi kerja?" tanya Himchan.
"Eumm tentu, bisa kau belikan baju baru untuk kupakai?" Queen membalikkan badannya dan menatap Himchan.
Himchan tersenyum lalu mengangguk. Dikecupnya kening Queen, "Good Morning my Queen~".
"Good Morning Himchannie~" balas Queen dengan bumbuhan kecupan di pipi. Himchan bangkit lalu menuju meja kerjanya, menelepon seseorang untuk datang keruangannya.
Beberapa menit menunggu orang yang disuruh pun sudah datang.
"Ya Himchan-hyung?" ujar Junhong dengan logat Koreanya.
"Oh sudah datang. Ini." Himchan membelikan secarik kertas.
"Apa ini?" tanya Junhong binggung.
"Daftar belanjaan. Kau harus membelinya dalam waktu 30 menit. Pakai ini." Himchan memberikan kartu kreditnya.
"Tidak usah pakai punyaku saja." Queen keluar dengan lilitan selimut tipis yang menutupi sebagian tubuhnya.
Junhong menunduk, malu. Pertama kalinya ia melihat seorang wanita seperti itu dihadapannya. Himchan yang mengerti menoleh kebelakang.
"Bukannya kau yang memintaku untuk membelikanmu baju, Queen?" tanya Himchan.
"Ah iya tapi bukan berarti kau yang membayar juga." jawab Queen.
"Masuk dan pergilah mandi. Akan kukirim tagihan yang tadi malam ke rekeningmu." Himchan kembali menatap Junhong.
"Waktumu 30 menit mulai dari sekarang!" perintah Himchan lagi.
Junhong pun berlari keluar. Himchan menatap Queen tajam. "Itulah yang tak kusuka darimu, Himchannie." ujar Queen lalu beranjak.
SREETT BRRAKKK
Himchan menarik selimut yang menutupi tubuh Queen dan mendorong tubuhnya ke dinding. Tatapan Himchan berubah. "Itu sebabnya kita begitu cepat berakhir.." ucapan Queen terhenti tak kala Himchan membukam bibir Queen dengan bibirnya.
Dan pagi yang dingin itu kembali panas dalam beberapa menit sebelum Junhong kembali membawa belanjaan yang di perintah.
Queen keluar dari ruangan Himchan diikuti Himchan yang dibelakangnya. Dilihatnya Club masih dibersihkan oleh para karyawan termasuk para Host lainnya.
"Setelah usai kalian boleh istirahat." perintah Himchan.
Semua karyawan menatap Himchan dan Queen, tak termasuk Junhong yang masih sibuk menata rapi gelas-gelas. Padahal semuanya memberi hormat pada Himchan dan Queen, saat mereka akan pergi Queen mengacak-acak rambut Junhong.
"Tolong bimbing anak ini dengan baik~" ujar Queen sembari tersenyum pada semuanya. dan menatap Daehyun dengan tatapan membunuh. Sepertinya semua Host mengerti maksud tatapan Queen pada Daehyun.
'Kau yang bertanggung jawab, kau ingat bukan Jung Daehyun!?'
Saat Himchan dan Queen sudah pergi Junhong pun berlari menuju para Hyung-nya yang tengah duduk berkumpul.
"Hyung, sebenarnya siapa wanita itu yang bersama Himchan hyung?" tanya Junhong pada hyung-hyung-nya yang tampak saling menatap.
Yongguk Pov
"Yongjae, tolong ambilkan kita minum." perintahku, Yongguk.
"Ah ya, juice untuk bocah ini." tambahku.
"Oke hyung." jawab Yongjae dan langsung bangkit dari duduknya.
"Dari mana aku mulai?" tanyaku pada dongsaeng-dongsaeng-nya.
"Dari pertama kau masuk dari sini saja hyung. Kau belum cerita itu, kami semua pun begitu." ujar Jongup.
Mereka pun menggunakan logat Korea karena mereka memang dari satu negara yang sama.
Aku pun mulai cerita dari awal. Tergambar dibenakku saat aku terlantar dipinggiran gang sempit dengan wajah babak belur, rasanya ingin mati sewaktu itu. Terdengar suara sepatu high heels melangkah pelan mendekatiku. Saat itu wajahnya samar, yang kutahu saat aku terbangun aku sudah ditempat yang berbeda dan sangat asing bagiku.
"Dimana aku?" pikirku saat itu.
"Dirumahku, besok jika kau sudah pulih kau boleh keluar dari rumahku." ujar seorang gadis yang tampak cukup muda dariku.
Tanpa berpikir panjang aku memegang tangannya lalu berlutut memohon padanya. "Biarkan aku bekerja untukmu, apa saja asalkan aku memiliki tempat tinggal dan uang." mohonku.
Ia hanya menatapku lalu pergi berlalu. Aku menunduk karena kebodohanku, bagaimana bisa kau pinta seperti itu pada orang yang menolongmu dan belum kau tahu orang itu? Apalagi gadis itu tampak cukup muda Yongguk-ah. Aku merasa benar-benar bodoh, ck. Kemana otakku? Apa aku tak berfikir dulu -_-
Beberapa menit kemudian ia kembali datang dan membuyarkan lamunanku. "Tak ada barang yang bisa kau kemasi bukan?" tanya gadis itu, aku pun menggeleng.
"Baiklah, ayo kita berangkat." ajaknya.
"Kemana? " tanyaku binggung.
"Jepang." ia berjalan meninggalkanku. Aku pun berlari mengejarnya dengan sempoyongan karena luka-luka ditubuhku.
"Tapi--.." aku terheran, matanya menatapku seakan memerintah dari tatapannya 'Turuti saja perintahku!'.
"Dan di Jepang aku memulai ceritaku dengannya." jelasku pada dongsaeng-dongsaeng-ku yang mendengarkan ceritaku dengan seksama.
"Ah, Hyung.. Tapi kenapa kau bekerja disini?" tanya Jongup, binggung.
"Kalian tahu bukan jika aku menganggapnya seperti malaikat yang datang menolongku? Ia memberikan apapun yang aku inginkan dan aku mematuhi tiap perkataannya. Jadi seperti hubungan antara Tuan-Pelayan. Setengah dari Club ini adalah miliknya." jelasku panjang lebar.
"Hyung, selama kau bersamanya kau pasti tahu bukan karakter Queen seperti apa?" tanya Yongjae. Gadis yang sedang kami bicarakan adalah, Queen.
"Dia.. Orang yang cukup sulit ditebak." aku menghembuskan nafasku pelan.
"Sejauh apa hubunganmu dengannya, Hyung?" tanya Junhong. "Bukankah tadi aku sudah menjelaskannya? Tuan-Pelayan Junhong-ah!" jawabku.
"Tidak, itu. Apa kau sudah memberikan semua 'milikmu' Hyung?" Junhong menyipitkan matanya.
Kami semua tertawa karena pertanyaan konyol yang dilontarkan Junhong.
"Junhong-ah, untuk apa kami bekerja sebagai Host jika kita tak memberikan semua 'milik' kita." ujar Daehyun sembari menepuk bahu Junhong.
"Tapi satu yang tak boleh kita berikan.." ku pejamkan mataku, mencari ingatan masa laluku yang akan ku putar dihadapan mereka.
Author Pov
PRANGGGG
Suara pecahan gelas dan botol itu membuat seorang namja bertubuh tegap dan besar itu menerobos masuk ke sebuah ruangan dimana ada seorang yeoja tengah duduk terdiam dengan pandangan kosong.
"Queen, kau tak apa?" tanya namja itu pada orang yang tengah terdiam dengan pandangan kosong.
"Akan kubawa kau ke kamarmu, sepertinya kau butuh istirahat."
Namja itu membopong gadis yang bernama Queen itu ke kamarnya. Saat Queen sudah terbaring di ranjang miliknya dan namjaberanjak pergi Queen menahan tangannya.
"Jangan pergi Yongguk-ah." pinta Queen pada namja yang bernama Yongguk itu.
Yongguk menatap Queen binggung, tatapan Queen sungguh tak dapat diartikan olehnya sama sekali. Malam itu menjadi malam yang panjang antara Yongguk dan Queen. Yongguk menuruti apa yang diminta oleh Queen, bahkan harga dirinya rela ia berikan secara cuma-cuma.
Sentuhan demi sentuhan, sejengkal demi sejengkal, tak ada ruang yang terlewatkan menikmati tubuh satu sama lain. Mencoba mengenal tiap bagian tubuh yang dilewati, menikmati tiap detik dengan cumbuan yang panas.
Wajah Queen sudah sangat tak karuan, wajah yang juga penuh akan kesedihan yang mendalam karena baru saja hubungannya berakhir dengan pengkhianatan. Wajah yang menutupi semuanya, mata tak mengeluarkan setetes air mata. Tak sedikitpun.
"Menangislah jika kau ingin menangis, Queen.." ujar Yongguk disela cumbuannya.
"Bodoh, ekspresi semacam itu tak pantas diperlihatkan saat ini" Queen menjambak rambut Yongguk gemas karena ulah nakalnya.
"Aku tak keberatan melihatmu menangis Queen.." Yongguk beranjak menatap Queen senduh lalu membelai wajah Queen.
"Tidak Yongguk-ah, aku tak ingin tampak menyedihkan.."
Sejenak keheningan menyerang mereka, saling menatap dan tak bisa mengartikan tatapan masing-masing.
"... Akan kuberikan apapun yang kau inginkan, tubuhku, nyawaku bahkan hatiku untukmu.." bisik Yongguk.
"Pelajaran pertama untukmu, jangan percaya pada siapapun! Simpan hatimu untuk dirimu sendiri" Queen lalu beranjak pergi sembari tersenyum pada Yongguk.
Yongguk terbangun dari tidurnya, telinga menangkap suatu suara. Ia bangkit dari tidurnya dan menemukan Queen tengah menangis disudut ruangan. Perlahan Yongguk mendekat, berjongkok dan menatap gadis itu. Tangan besarnya merengkuh gadis yang tengah menangis dan semakin menjadi saat sudah dipelukan Yongguk.
"Sssttt~ tenanglah Queen, ini hanya mimpi buruk. Saat kau terbangun semuanya pasti akan baik-baik saja." Yongguk mengusap rambut Queen, menenangkan.
Saat Yongguk mengingat masa lalunya sewaktu itu sebuah suara membuyarkan pikirannya dari film yang tadi diputar.
"Jadi itu pertama kalinya kau melakukan itu dan melihat Queen menangis?" kaget Jongup.
"Yeah, selama aku tinggal bersamanya tak pernah aku melihatnya menangis seperti itu." pikir Yongguk.
"Daehyun-ah, bagaimana denganmu?" tanya Yongguk.
Semua mata menatap Daehyun, menunggunya memutar kenangan lamanya.
"Waktu itu.."
To Be Continue
Author Pov
Jepang dimalam hari tampak ramai, terlebih lagi ditempat yang satu ini. Club malam yang selalu ramai didatangi orang, bahkan tempat ini tak pernah sepi pengunjung.
Club Matoki.
Ya, Club ini bukan sembarang Club. Club ini hanya bisa dimasuki oleh kalangan atas, dan didalamnya juga menyediakan Host-host yang memiliki wajah tampan ataupun cantik. Kalian harus merogoh kocek sangat dalam agar bisa memesan 1 dari 5 Host terbaik yang ada.
Kini seorang yeoja tengah melangkahkan kakinya masuk kedalam Club itu, semua mata memandangnya. Kenapa? Cantik, anggun, elegan, sexy tentunya membuat semua orang menatapnya takjub. Pemilik Club pun menyambutnya langsung.
"Kau sudah datang, Queen?" tanya sang pemilik Club Matoki.
"Apa ada yang baru kali ini? Aku mulai bosan dengan anak didikmu, Himchannie~" ujar gadis yang bernama Queen itu pada Himchan yang tak lain adalah pemilik Club Matoki.
"Masih belum Queen. Bagaimana denganku saja?" tawar Himchan sembari mencium telapak tangan Queen lembut, mengagungkan gadis seperti itu harus ia lakukan.
"Baiklah^^" Queen pun menggandeng tangan Himchan.
Mereka berjalan berdua menuju ruangan Himchan dilantai bawah, ruang kerja. Tapi tempat ini cukup pribadi hanya orang tertentu yang bisa masuk kedalam.
Himchan pun mempersilahkan Queen masuk, Queen melepaskan Coat miliknya dan segera duduk dimeja kerja.
"Akan kuambilkan minuman." ujar Himchan.
"Eumm" Queen duduk, melipat tangannya. Menunggu.
"Himchannie, aku mulai bosan dengan semua ini." ujar Queen yang membuka topik pembicaraan.
"Kau hanya butuh orang yang tepat Queen-ah." ujar Himchan yang masih sibuk membuat minuman.
"Yongguk, dia sangat baik. Murah senyum, sangat berkharisma, ia juga dapat melindungiku dengan baik.." Queen kembali berfikir.
"Daehyun, dia tampan. Pintar membuaiku dengan suaranya.."
"Lalu?" Himchan datang sambil membawa 2 gelas minuman yang ia buat.
"Yongjae, dia pintar. Cukup bijaksana. Dan Jongup dia sangat pendiam tapi dia cukup membuatku nyaman. Ah tidak, mereka semua cukup membuatku nyaman." Queen meneguk minumannya habis.
"Lalu bagaimana denganku?" Himchan mendekat dan menatap Queen dalam.
"Kau?" Queen merampas gelas milik Himchan dan menghabiskannya.
"Pekerjaanku akhir-akhir ini membuatku kehabisan kesabaran." marah Queen.
"Tenanglah, ada aku disini." Himchan memegang wajah Queen lalu melumat bibir Queen perlahan.
Lumatan itu semakin mendalam, tangan Himchan mengusap-usap lembut paha Queen yang terpampang jelas karena Dress Mininya. Ciuman yang penuh akan nafsu. Tangan Queen menekan kepala Himchan agar tak melepaskan ciumannya begitupun Himchan. Tangan Himchan tak berhenti menggelitiki bagian sensitif Queen. Mereka seperti sudah saling mengerti titik kelemahan masing-masing. Saat nafas mereka hampir habir mereka melepaskan ciuman mereka, mengisi paru-paru dengan oxygen dan melanjutkan dengan bagian lainnya.
Himchan menghirup leher Queen, Queen mulai melepaskan kancing kemeja Himchan. Himchan tengah menikmati lekukan tubuh Queen.
"Nggh.. Kau selalu tahu apa yang ku inginkan.. Ahh~" ujar Queen yang sudah tampak berantakkan.
"Tapi aku tak tahu pasti apa yang benar-benar kau inginkan." Himchan kembali mencium Queen.
Tangan Himchan meremas dada Queen lembut, desahan tak tertahankan keluar dari mulut Queen. Tangan Himchan tampak sangat mahir, menyelinap masuk diantara paha Queen dan melepaskan Underwear yang dikenakan Queen.
Sepertinya Queen sudah tampak tak tahan dengan godaan jail yang Himchan lakukan pada tubuhnya. Saat Queen dan Himchan sudah tampak saling menginginkan dan berantakan pintu ruangan Himchan terbuka kasar.
BRAAKKK!!!
Queen dan Himchan berhenti bermain. Himchan merapikan pakaiannya dan Queen masih tetap duduk di meja sembari merapikan pakaiannya dengan kesal.
"Apa ini? Kenapa ada anak kecil masuk kemari!!! BANG YONGGUK!!!" teriak Himchan marah.
Masalahnya adalah keributan ini menganggu aktifitasnya dan membuat Queen sangat kesal pastinya.
"Anak ini--"
"Aku ingin kerja disini!" jawab sang bocah sebelum Yongguk menyelesaikan perkataannya.
"Hah!! Yak!!! Anak sepertimu??? Bahkan kau masih terlihat seperti siswa Junior High School. Sebaiknya kau pulang dan mengerjakan PR-mu!" perintah Himchan.
Yongguk dan Yongjae menarik tangan anak itu tapi sepertinya anak itu bersikukuh dengan keinginannya.
Yongguk, Daehyun, Yongjae, Jongup menatap wajah Himchan yang mulai tampak sangat kesal.
"Apa yang membawamu kemari?" tanya Himchan pada anak itu.
"Aku hanya ingin bekerja dan mendapatkan uang dengan cepat." jawabnya jujur tanpa ada keraguan.
Semua yang ada diruangan itu tertawa, tampak meremehkan anak itu.
"Siapa namamu?" tanya Himchan.
"Junhong, Choi Junhong." Himchan terkejut.
"Korea? Kenapa kau sampai kemari anak kecil!!??" marah Himchan.
"Kabur dari rumah, mencari kebebasan dan kesenangan."
"Junhong-ah kau tahu bukan pekerjaan ini kotor dan tak layak untuk anak sepertimu. Terlebih lagi kau masih tampak sangat muda dan belum cukup umur!" jelas Himchan.
"Tak masalah untukku asalkan aku dapat bersenang-senang."
"Kau tak--" ucapan Himchan tak dilanjutkan karena Queen mengusap punggung Himchan.
Semua menatap Queen yang berdiri di belakang punggung Himchan.
"Biarkan saja dia bersenang-senang dan melakukan apapun yang ia lakukan." ujar Queen sambil tersenyum pada Junhong.
"Ah baiklah. Terima kasih Noona." ujar Junhong sembari memberi salam pada Queen.
Queen berjalan mendekati Yongguk. "Kau ajari dia Yonggukie~ aku harus menyelesaikan urusanku yang tadi sempat tertunda karena keributan ini." perintah Queen.
"Baiklah Queen." Yongguk membungkuk memberi salam.
Saat mereka akan pergi Queen memanggil nama Daehyun. "Daehyun-ah~!"
"Ya Queen?" sahut Daehyun.
"Jangan kenalkan dia dulu pada pelanggan!"
"Aku tahu Queen~" jawab Daehyun.
"Ah satu lagi, jangan ajari dia macam-macam okay!?" ancam Queen yang terlihat lucu.
"Ada lagi Queen?" tanya Yongjae.
Queen menggeleng. Mereka pun meninggalkan ruangan. Queen berbalik dan menatap wajah Himchan yang masam.
"Kenapa wajahmu jelek begitu, hm?" Queen mengusap wajah Himchan.
Himchan menatap Queen. "Tsk, kau bahkan membiarkan ia bersenang-senang."
"Ia hanya tak tahu apa yang ia cari." ujar Queen.
"Sama sepertimu.." Himchan kembali melanjutkan aktifitasnya yang tadi tertunda.
Mereka tertawa, menghabiskan waktu bersama hingga pagi tiba.
"Aku puaskan diriku bermain denganmu sebelum kau bermain dengan mainan barumu.." bisik Himchan disela-sela cumbuannya. Queen hanya terkekeh, menikmati malam bersama Himchan.
Keesokan paginya Himchan tengah berbaring diranjang, memeluk tubuh Queen yang terlilit selimut. "Kau tak pergi kerja?" tanya Himchan.
"Eumm tentu, bisa kau belikan baju baru untuk kupakai?" Queen membalikkan badannya dan menatap Himchan.
Himchan tersenyum lalu mengangguk. Dikecupnya kening Queen, "Good Morning my Queen~".
"Good Morning Himchannie~" balas Queen dengan bumbuhan kecupan di pipi. Himchan bangkit lalu menuju meja kerjanya, menelepon seseorang untuk datang keruangannya.
Beberapa menit menunggu orang yang disuruh pun sudah datang.
"Ya Himchan-hyung?" ujar Junhong dengan logat Koreanya.
"Oh sudah datang. Ini." Himchan membelikan secarik kertas.
"Apa ini?" tanya Junhong binggung.
"Daftar belanjaan. Kau harus membelinya dalam waktu 30 menit. Pakai ini." Himchan memberikan kartu kreditnya.
"Tidak usah pakai punyaku saja." Queen keluar dengan lilitan selimut tipis yang menutupi sebagian tubuhnya.
Junhong menunduk, malu. Pertama kalinya ia melihat seorang wanita seperti itu dihadapannya. Himchan yang mengerti menoleh kebelakang.
"Bukannya kau yang memintaku untuk membelikanmu baju, Queen?" tanya Himchan.
"Ah iya tapi bukan berarti kau yang membayar juga." jawab Queen.
"Masuk dan pergilah mandi. Akan kukirim tagihan yang tadi malam ke rekeningmu." Himchan kembali menatap Junhong.
"Waktumu 30 menit mulai dari sekarang!" perintah Himchan lagi.
Junhong pun berlari keluar. Himchan menatap Queen tajam. "Itulah yang tak kusuka darimu, Himchannie." ujar Queen lalu beranjak.
SREETT BRRAKKK
Himchan menarik selimut yang menutupi tubuh Queen dan mendorong tubuhnya ke dinding. Tatapan Himchan berubah. "Itu sebabnya kita begitu cepat berakhir.." ucapan Queen terhenti tak kala Himchan membukam bibir Queen dengan bibirnya.
Dan pagi yang dingin itu kembali panas dalam beberapa menit sebelum Junhong kembali membawa belanjaan yang di perintah.
Queen keluar dari ruangan Himchan diikuti Himchan yang dibelakangnya. Dilihatnya Club masih dibersihkan oleh para karyawan termasuk para Host lainnya.
"Setelah usai kalian boleh istirahat." perintah Himchan.
Semua karyawan menatap Himchan dan Queen, tak termasuk Junhong yang masih sibuk menata rapi gelas-gelas. Padahal semuanya memberi hormat pada Himchan dan Queen, saat mereka akan pergi Queen mengacak-acak rambut Junhong.
"Tolong bimbing anak ini dengan baik~" ujar Queen sembari tersenyum pada semuanya. dan menatap Daehyun dengan tatapan membunuh. Sepertinya semua Host mengerti maksud tatapan Queen pada Daehyun.
'Kau yang bertanggung jawab, kau ingat bukan Jung Daehyun!?'
Saat Himchan dan Queen sudah pergi Junhong pun berlari menuju para Hyung-nya yang tengah duduk berkumpul.
"Hyung, sebenarnya siapa wanita itu yang bersama Himchan hyung?" tanya Junhong pada hyung-hyung-nya yang tampak saling menatap.
Yongguk Pov
"Yongjae, tolong ambilkan kita minum." perintahku, Yongguk.
"Ah ya, juice untuk bocah ini." tambahku.
"Oke hyung." jawab Yongjae dan langsung bangkit dari duduknya.
"Dari mana aku mulai?" tanyaku pada dongsaeng-dongsaeng-nya.
"Dari pertama kau masuk dari sini saja hyung. Kau belum cerita itu, kami semua pun begitu." ujar Jongup.
Mereka pun menggunakan logat Korea karena mereka memang dari satu negara yang sama.
Aku pun mulai cerita dari awal. Tergambar dibenakku saat aku terlantar dipinggiran gang sempit dengan wajah babak belur, rasanya ingin mati sewaktu itu. Terdengar suara sepatu high heels melangkah pelan mendekatiku. Saat itu wajahnya samar, yang kutahu saat aku terbangun aku sudah ditempat yang berbeda dan sangat asing bagiku.
"Dimana aku?" pikirku saat itu.
"Dirumahku, besok jika kau sudah pulih kau boleh keluar dari rumahku." ujar seorang gadis yang tampak cukup muda dariku.
Tanpa berpikir panjang aku memegang tangannya lalu berlutut memohon padanya. "Biarkan aku bekerja untukmu, apa saja asalkan aku memiliki tempat tinggal dan uang." mohonku.
Ia hanya menatapku lalu pergi berlalu. Aku menunduk karena kebodohanku, bagaimana bisa kau pinta seperti itu pada orang yang menolongmu dan belum kau tahu orang itu? Apalagi gadis itu tampak cukup muda Yongguk-ah. Aku merasa benar-benar bodoh, ck. Kemana otakku? Apa aku tak berfikir dulu -_-
Beberapa menit kemudian ia kembali datang dan membuyarkan lamunanku. "Tak ada barang yang bisa kau kemasi bukan?" tanya gadis itu, aku pun menggeleng.
"Baiklah, ayo kita berangkat." ajaknya.
"Kemana? " tanyaku binggung.
"Jepang." ia berjalan meninggalkanku. Aku pun berlari mengejarnya dengan sempoyongan karena luka-luka ditubuhku.
"Tapi--.." aku terheran, matanya menatapku seakan memerintah dari tatapannya 'Turuti saja perintahku!'.
"Dan di Jepang aku memulai ceritaku dengannya." jelasku pada dongsaeng-dongsaeng-ku yang mendengarkan ceritaku dengan seksama.
"Ah, Hyung.. Tapi kenapa kau bekerja disini?" tanya Jongup, binggung.
"Kalian tahu bukan jika aku menganggapnya seperti malaikat yang datang menolongku? Ia memberikan apapun yang aku inginkan dan aku mematuhi tiap perkataannya. Jadi seperti hubungan antara Tuan-Pelayan. Setengah dari Club ini adalah miliknya." jelasku panjang lebar.
"Hyung, selama kau bersamanya kau pasti tahu bukan karakter Queen seperti apa?" tanya Yongjae. Gadis yang sedang kami bicarakan adalah, Queen.
"Dia.. Orang yang cukup sulit ditebak." aku menghembuskan nafasku pelan.
"Sejauh apa hubunganmu dengannya, Hyung?" tanya Junhong. "Bukankah tadi aku sudah menjelaskannya? Tuan-Pelayan Junhong-ah!" jawabku.
"Tidak, itu. Apa kau sudah memberikan semua 'milikmu' Hyung?" Junhong menyipitkan matanya.
Kami semua tertawa karena pertanyaan konyol yang dilontarkan Junhong.
"Junhong-ah, untuk apa kami bekerja sebagai Host jika kita tak memberikan semua 'milik' kita." ujar Daehyun sembari menepuk bahu Junhong.
"Tapi satu yang tak boleh kita berikan.." ku pejamkan mataku, mencari ingatan masa laluku yang akan ku putar dihadapan mereka.
Author Pov
PRANGGGG
Suara pecahan gelas dan botol itu membuat seorang namja bertubuh tegap dan besar itu menerobos masuk ke sebuah ruangan dimana ada seorang yeoja tengah duduk terdiam dengan pandangan kosong.
"Queen, kau tak apa?" tanya namja itu pada orang yang tengah terdiam dengan pandangan kosong.
"Akan kubawa kau ke kamarmu, sepertinya kau butuh istirahat."
Namja itu membopong gadis yang bernama Queen itu ke kamarnya. Saat Queen sudah terbaring di ranjang miliknya dan namjaberanjak pergi Queen menahan tangannya.
"Jangan pergi Yongguk-ah." pinta Queen pada namja yang bernama Yongguk itu.
Yongguk menatap Queen binggung, tatapan Queen sungguh tak dapat diartikan olehnya sama sekali. Malam itu menjadi malam yang panjang antara Yongguk dan Queen. Yongguk menuruti apa yang diminta oleh Queen, bahkan harga dirinya rela ia berikan secara cuma-cuma.
Sentuhan demi sentuhan, sejengkal demi sejengkal, tak ada ruang yang terlewatkan menikmati tubuh satu sama lain. Mencoba mengenal tiap bagian tubuh yang dilewati, menikmati tiap detik dengan cumbuan yang panas.
Wajah Queen sudah sangat tak karuan, wajah yang juga penuh akan kesedihan yang mendalam karena baru saja hubungannya berakhir dengan pengkhianatan. Wajah yang menutupi semuanya, mata tak mengeluarkan setetes air mata. Tak sedikitpun.
"Menangislah jika kau ingin menangis, Queen.." ujar Yongguk disela cumbuannya.
"Bodoh, ekspresi semacam itu tak pantas diperlihatkan saat ini" Queen menjambak rambut Yongguk gemas karena ulah nakalnya.
"Aku tak keberatan melihatmu menangis Queen.." Yongguk beranjak menatap Queen senduh lalu membelai wajah Queen.
"Tidak Yongguk-ah, aku tak ingin tampak menyedihkan.."
Sejenak keheningan menyerang mereka, saling menatap dan tak bisa mengartikan tatapan masing-masing.
"... Akan kuberikan apapun yang kau inginkan, tubuhku, nyawaku bahkan hatiku untukmu.." bisik Yongguk.
"Pelajaran pertama untukmu, jangan percaya pada siapapun! Simpan hatimu untuk dirimu sendiri" Queen lalu beranjak pergi sembari tersenyum pada Yongguk.
Yongguk terbangun dari tidurnya, telinga menangkap suatu suara. Ia bangkit dari tidurnya dan menemukan Queen tengah menangis disudut ruangan. Perlahan Yongguk mendekat, berjongkok dan menatap gadis itu. Tangan besarnya merengkuh gadis yang tengah menangis dan semakin menjadi saat sudah dipelukan Yongguk.
"Sssttt~ tenanglah Queen, ini hanya mimpi buruk. Saat kau terbangun semuanya pasti akan baik-baik saja." Yongguk mengusap rambut Queen, menenangkan.
Saat Yongguk mengingat masa lalunya sewaktu itu sebuah suara membuyarkan pikirannya dari film yang tadi diputar.
"Jadi itu pertama kalinya kau melakukan itu dan melihat Queen menangis?" kaget Jongup.
"Yeah, selama aku tinggal bersamanya tak pernah aku melihatnya menangis seperti itu." pikir Yongguk.
"Daehyun-ah, bagaimana denganmu?" tanya Yongguk.
Semua mata menatap Daehyun, menunggunya memutar kenangan lamanya.
"Waktu itu.."
To Be Continue