Forbidden Love Story :
Pendamping atau Kekasih Gelap?
Aku terjebak dalam
permainan yang aku buat sendiri tapi ini bukanlah permainan biasa. Ini juga tak
pantas disebut permainan jika ada Sutradara, penulis naskah, kameramen dan juga
cast-castnya. Apa ini bisa disebut sebuah film? Tentu. Film yang ku buat
sendiri untuk kehidupanku.
Banyak kisah cinta yang bertema orang ketiga atau kekasih gelap, dan itu sangat berfariasi. Dan disi aku sebagai sutradaranya dan mengatur semuanya. Aku juga bertindak sebagai penulis naskahnya.
Aku adalah Star, wanita yang cantik tapi sangat menyebalkan. Mari kuperkenalkan cast utama kita adalah Jo dan pemeran selanjutnya adalah Kim.
Jo sendiri adalah seorang pria tampan, pintar, dingin, kaku dan cukup keras kepala. Star menyukai pria ini dan mengejar-ngejar dan pada kenyataannya pria ini juga menyukainya.
Kim, seorang tomboy yang sabar, pengertian, manja dan terkadang ia juga menangis. Dulu Kim mengejar-ngejar Star agar menjadi kekasihnya dan hubungan mereka masih berlanjut walaupun sangat buruk saat Star mengenal Jo.
"Kau cukup mendengarkanku saja, cukup menatapku dan jangan melirik kelainnya." ujar Star pada Kim yang tengah mengganti pakaiannya.
"Aku tahu itu." jawab Kim datar.
"Dan satu lagi, jangan ikut bertanya tentang dirinya. Itu akan menyakitimu." Star mendekat pada Kim dan memeluk leher Kim dari belakang.
Kim tersenyum nakal. "Tidak! Jangan berikan aku senyuman seperti itu." Star mundur melepaskan rangkulannya.
Kim mendekat. "Aku tak akan menyakitimu, walau kau terus memberiku luka." wajah Kim berubah menjadi senduh.
Star juga membalas tatapan Kim dengan tatapan senduh. "Maaf jika aku hanya memberi luka untukmu, aku tahu akan setiap perbuatanku padamu tapi..entahlah.." Star menunduk.
"Aku mengerti apa yang kau maksud, hanya tak bisa diberi pilihan seperti ini bukan?" Kim tersenyum.
Star mengangguk, Kim mengusap kepala Star lalu mengecup kening Star cukup lama. "Ayo kita tidur." Kim berbaring dan disusul Star disebelahnya memeluk dada rata, Kim. Kim mengelus sayang kepala Star. "Aku akan selalu sayang padamu meskipun kau selalu memberiku luka."
"Kita saling berjanji bukan agar kita tak pergi meninggalkan satu sama lain?" Star menatap Kim.
"Tentu."
Hubungan mereka kembali baik walaupun Kim harus menerima kenyataan bahwa Star, gadisnya. Telah jatuh cinta pada seorang lelaki, Jo. Dan disinilah mulai ada konflik yang bertubi-tubi menghantam mereka berdua, Star dan Kim.
"Kau mengabaikanku." ujar Kim dingin.
"Tidak, bukan maksudku tuk mengabaikanmu hanya saja aku sedang bersama dia." jelas Star.
"Kau tak membalas pesanku itu cukup membuatku khawatir dan kau tak menjawab teleponku karena ada dia!?" Kim mulai meninggikan suaranya.
"Kau mengerti posisiku bukan!?" Star tak kalah meninggikan suaranya juga.
"Kau selalu bersikap semaumu!"
"Disini aku yang sebagai sutradaranya dan kalian adalah pemainnya. Ikuti saja!"
"Kau mulai keterlaluan Star." Kim pergi melangkah meninggalkan Star diruang makan.
Star menghembuskan napas kesal.
Setelah pertengkaran itu hubungan mereka mulai renggang, menuju keretakkan ataupun kehancuran.
Star sibuk dengan prianya, meluangkan banyak waktu untuk Jo dan membuat Kim menunggu terlalu lama untuk sebuah balasan pesan singkat.
"Lagi-lagi kau seperti ini." ujar Kim saat Star masuk kekamar mereka.
"Apa?"
"Kau membuatku uring-uringan!" Kim marah.
"Tak seharusnya kau begitu, itu akan membuatmu lelah karenanya."
"Kau keterlaluan."
"Apalagi!?" Star mulai marah menghadapi Kim.
"Terus saja kau menghabiskan waktumu bersama pria itu tanpa meluangkan membalas pesan-pesanku!"
"Jangan memulai pertengkaran ini lagi!!" marah Star.
"Kau terus menggores luka."
Star mendekat menatap wajah Kim lalu mengusapnya. "Maafkan aku.." lirih Star. "Aku selalu memaafkanmu.." Kim memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut dari kekasihnya itu.
Terkadang pertengkaran mereka dapat mereka redam, terkadang juga tak dapat diredam. Semua ini membuat Kim mulai sakit dan lelah akan sikap Star. Star kembali pulang dan menemukan Kim tengah duduk bersandar dikasur, mematung.
"Kau benar-benar menyakiti hatiku. Setiap amarahku selalu kau abaikan. Kau terus saja berbuat semaumu tanpa memperdulikan rasa sakitku."
"Aku baru pulang dan kau sudah mengajakku bertengkar, dan lagi masalah seperti ini."
"Kau meremehkanku!?" Kim geram.
"Tidak! Aku tak pernah meremehkanmu!"
"Lalu apa? Kau meremehkanku karena aku terlalu mudah memberimu maaf atas kesalahanmu!? Kau meremehkanku karena kau tahu aku sangat mencintaimu dan tak akan pergi kelain hati!?"
"Aku tahu, sangat tahu apa yang telah kuperbuat akan menyakitimu. Aku sadar akan itu, tapi entahlah.."
"Kau mengabaikan perasaanku lagi."
"Tidak Kim, tidak!"
"Lalu apa? Kau bahkan sekarang sudah tak membalas kata 'SAYANG'-ku padamu!!"
Star duduk terdiam dilantai sambil bersandar dikasur.
"Setelah kita break sikapmu berubah, kehadirannya merubah semuanya. Merubah dirimu dan perasaanmu. Kau mulai sering menyakitiku. Ini terlalu sakit." Tak ada jawaban dari Star.
"Kau selalu melupakan tiap amarahku kau anggap lucu setiap amarahku. Aku terlalu lelah untuk menghadapi sikapmu seperti ini, tidak kah kau mengerti?" Kim mulai menangis.
Star masih terdiam ditempat tak bergeming sedikitpun, entah apa yang tengah dipikirkan oleh gadis ini.
"Kau selalu mengatakan kita selesai dan nyatanya kau tetap disisiku dan terus menyakitiku."
Kim menangis, "Star, tidak bisakah kau membuatku lebih nyaman disaat aku membutuhkanmu?" Star masih terdiam.
"Apa aku harus memohon padamu?"
Star bangkit lalu memeluk Kim. "Maafkan aku, maaf selalu membuatmu sakit." Star memeluk erat Kim.
"Aku selalu memaafkanmu Star, pintu maafku selalu terbuka untukmu."
Star memeluk Kim dan mereka berbaring dikasur. "Aku tak mengerti akan perasaanku sendiri, bagiku aku selalu membutuhkanmu."
"Aku seperti simpananmu, kau datang disaat kau membutuhkanku. Dan saat kau tak membutuhkanku kau pergi begitu saja." ujar Kim yang masih berlinang air mata. "Bukan maksudku melakukan hal seperti itu.."
"Dan kau mulai tak pernah ada disaat aku membutuhkanmu." lanjut Kim.
Star memeluk Kim semakin erat, Kim menatap Star lalu tersenyum getir.
"Walaupun sakit aku merasa bahagia bila bersamamu." Kim mengusap rambut Star.
"Aku tak bisa melepasmu, aku selalu membutuhkanmu agar terus disisiku."
"Seperti kekasih gelap, begitu?"
"Tidak, kau ada dibelakangku dan kau selalu mendampingi hidupku."
Mata Star mulai terpejam perlahan, pertengkaran dalam hubungan mereka tak pernah usai. Tak pernah ada yang tahu pasti tentang perasaan Star, begitupun Star. Yang ia tahu hanya selalu membutuhkan Kim. Kim yang selalu setia dalam kejahatan cinta Star.
Star mencintai Kim, tak ada yang tahu sedalam apa ia mencintai Kim. Star juga mencintai sosok Jo yang telah membuatnya jatuh cinta.
Semua ini terlalu rumit untuk dimengerti, apalagi Star dengan perasaannya.
Banyak kisah cinta yang bertema orang ketiga atau kekasih gelap, dan itu sangat berfariasi. Dan disi aku sebagai sutradaranya dan mengatur semuanya. Aku juga bertindak sebagai penulis naskahnya.
Aku adalah Star, wanita yang cantik tapi sangat menyebalkan. Mari kuperkenalkan cast utama kita adalah Jo dan pemeran selanjutnya adalah Kim.
Jo sendiri adalah seorang pria tampan, pintar, dingin, kaku dan cukup keras kepala. Star menyukai pria ini dan mengejar-ngejar dan pada kenyataannya pria ini juga menyukainya.
Kim, seorang tomboy yang sabar, pengertian, manja dan terkadang ia juga menangis. Dulu Kim mengejar-ngejar Star agar menjadi kekasihnya dan hubungan mereka masih berlanjut walaupun sangat buruk saat Star mengenal Jo.
"Kau cukup mendengarkanku saja, cukup menatapku dan jangan melirik kelainnya." ujar Star pada Kim yang tengah mengganti pakaiannya.
"Aku tahu itu." jawab Kim datar.
"Dan satu lagi, jangan ikut bertanya tentang dirinya. Itu akan menyakitimu." Star mendekat pada Kim dan memeluk leher Kim dari belakang.
Kim tersenyum nakal. "Tidak! Jangan berikan aku senyuman seperti itu." Star mundur melepaskan rangkulannya.
Kim mendekat. "Aku tak akan menyakitimu, walau kau terus memberiku luka." wajah Kim berubah menjadi senduh.
Star juga membalas tatapan Kim dengan tatapan senduh. "Maaf jika aku hanya memberi luka untukmu, aku tahu akan setiap perbuatanku padamu tapi..entahlah.." Star menunduk.
"Aku mengerti apa yang kau maksud, hanya tak bisa diberi pilihan seperti ini bukan?" Kim tersenyum.
Star mengangguk, Kim mengusap kepala Star lalu mengecup kening Star cukup lama. "Ayo kita tidur." Kim berbaring dan disusul Star disebelahnya memeluk dada rata, Kim. Kim mengelus sayang kepala Star. "Aku akan selalu sayang padamu meskipun kau selalu memberiku luka."
"Kita saling berjanji bukan agar kita tak pergi meninggalkan satu sama lain?" Star menatap Kim.
"Tentu."
Hubungan mereka kembali baik walaupun Kim harus menerima kenyataan bahwa Star, gadisnya. Telah jatuh cinta pada seorang lelaki, Jo. Dan disinilah mulai ada konflik yang bertubi-tubi menghantam mereka berdua, Star dan Kim.
"Kau mengabaikanku." ujar Kim dingin.
"Tidak, bukan maksudku tuk mengabaikanmu hanya saja aku sedang bersama dia." jelas Star.
"Kau tak membalas pesanku itu cukup membuatku khawatir dan kau tak menjawab teleponku karena ada dia!?" Kim mulai meninggikan suaranya.
"Kau mengerti posisiku bukan!?" Star tak kalah meninggikan suaranya juga.
"Kau selalu bersikap semaumu!"
"Disini aku yang sebagai sutradaranya dan kalian adalah pemainnya. Ikuti saja!"
"Kau mulai keterlaluan Star." Kim pergi melangkah meninggalkan Star diruang makan.
Star menghembuskan napas kesal.
Setelah pertengkaran itu hubungan mereka mulai renggang, menuju keretakkan ataupun kehancuran.
Star sibuk dengan prianya, meluangkan banyak waktu untuk Jo dan membuat Kim menunggu terlalu lama untuk sebuah balasan pesan singkat.
"Lagi-lagi kau seperti ini." ujar Kim saat Star masuk kekamar mereka.
"Apa?"
"Kau membuatku uring-uringan!" Kim marah.
"Tak seharusnya kau begitu, itu akan membuatmu lelah karenanya."
"Kau keterlaluan."
"Apalagi!?" Star mulai marah menghadapi Kim.
"Terus saja kau menghabiskan waktumu bersama pria itu tanpa meluangkan membalas pesan-pesanku!"
"Jangan memulai pertengkaran ini lagi!!" marah Star.
"Kau terus menggores luka."
Star mendekat menatap wajah Kim lalu mengusapnya. "Maafkan aku.." lirih Star. "Aku selalu memaafkanmu.." Kim memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut dari kekasihnya itu.
Terkadang pertengkaran mereka dapat mereka redam, terkadang juga tak dapat diredam. Semua ini membuat Kim mulai sakit dan lelah akan sikap Star. Star kembali pulang dan menemukan Kim tengah duduk bersandar dikasur, mematung.
"Kau benar-benar menyakiti hatiku. Setiap amarahku selalu kau abaikan. Kau terus saja berbuat semaumu tanpa memperdulikan rasa sakitku."
"Aku baru pulang dan kau sudah mengajakku bertengkar, dan lagi masalah seperti ini."
"Kau meremehkanku!?" Kim geram.
"Tidak! Aku tak pernah meremehkanmu!"
"Lalu apa? Kau meremehkanku karena aku terlalu mudah memberimu maaf atas kesalahanmu!? Kau meremehkanku karena kau tahu aku sangat mencintaimu dan tak akan pergi kelain hati!?"
"Aku tahu, sangat tahu apa yang telah kuperbuat akan menyakitimu. Aku sadar akan itu, tapi entahlah.."
"Kau mengabaikan perasaanku lagi."
"Tidak Kim, tidak!"
"Lalu apa? Kau bahkan sekarang sudah tak membalas kata 'SAYANG'-ku padamu!!"
Star duduk terdiam dilantai sambil bersandar dikasur.
"Setelah kita break sikapmu berubah, kehadirannya merubah semuanya. Merubah dirimu dan perasaanmu. Kau mulai sering menyakitiku. Ini terlalu sakit." Tak ada jawaban dari Star.
"Kau selalu melupakan tiap amarahku kau anggap lucu setiap amarahku. Aku terlalu lelah untuk menghadapi sikapmu seperti ini, tidak kah kau mengerti?" Kim mulai menangis.
Star masih terdiam ditempat tak bergeming sedikitpun, entah apa yang tengah dipikirkan oleh gadis ini.
"Kau selalu mengatakan kita selesai dan nyatanya kau tetap disisiku dan terus menyakitiku."
Kim menangis, "Star, tidak bisakah kau membuatku lebih nyaman disaat aku membutuhkanmu?" Star masih terdiam.
"Apa aku harus memohon padamu?"
Star bangkit lalu memeluk Kim. "Maafkan aku, maaf selalu membuatmu sakit." Star memeluk erat Kim.
"Aku selalu memaafkanmu Star, pintu maafku selalu terbuka untukmu."
Star memeluk Kim dan mereka berbaring dikasur. "Aku tak mengerti akan perasaanku sendiri, bagiku aku selalu membutuhkanmu."
"Aku seperti simpananmu, kau datang disaat kau membutuhkanku. Dan saat kau tak membutuhkanku kau pergi begitu saja." ujar Kim yang masih berlinang air mata. "Bukan maksudku melakukan hal seperti itu.."
"Dan kau mulai tak pernah ada disaat aku membutuhkanmu." lanjut Kim.
Star memeluk Kim semakin erat, Kim menatap Star lalu tersenyum getir.
"Walaupun sakit aku merasa bahagia bila bersamamu." Kim mengusap rambut Star.
"Aku tak bisa melepasmu, aku selalu membutuhkanmu agar terus disisiku."
"Seperti kekasih gelap, begitu?"
"Tidak, kau ada dibelakangku dan kau selalu mendampingi hidupku."
Mata Star mulai terpejam perlahan, pertengkaran dalam hubungan mereka tak pernah usai. Tak pernah ada yang tahu pasti tentang perasaan Star, begitupun Star. Yang ia tahu hanya selalu membutuhkan Kim. Kim yang selalu setia dalam kejahatan cinta Star.
Star mencintai Kim, tak ada yang tahu sedalam apa ia mencintai Kim. Star juga mencintai sosok Jo yang telah membuatnya jatuh cinta.
Semua ini terlalu rumit untuk dimengerti, apalagi Star dengan perasaannya.