-->
Your Blog Image

Fanfiction : Yearing


Yearning
"Tak dapat diungkapkan dengan kata, hanya bahasa tubuh yang mampu menjabarkannya .."

Haruskah aku melakukan ini?

Apakah yang akan kulakukan ini benar?

Aku tahu ini adalah percobaan bunuh diri!

Apa aku siap menerima caci makian darinya?

Apa aku sanggup?

Aku memantapkan niatku, aku tak akan mundur walau ia akan mengusirku dan memandangku rendahan.

Walaupun sebenarnya aku tak akan serendah itu. Dan walaupun aku juga merasa rendah diri harus berlutut ataupun memohon padanya.

Aku memberanikan diri memencet bel apartemennya, satu dua kali tak ada jawaban. Aku melihat arlojiku, ia pasti belum pulang kerja. Aku pun terdiam sejenak; berfikir. Menunggu didepan apartemennya seperti orang 'bodoh' atau masuk kedalam?

Tanganku entah dapat perintah dari mana langsung memencet tombol pintu, memencet kode agar pintunya terbuka.

Apa masih sama? pikirku.

Tak berfikir lama langsung ku-pencet "J-I-J-U-N-7" aku mengejanya. Dan tombol "ENTER" menjawab pertanyaanku sebelumnya.

Masih sama. Segera aku masuk, melepas high heels-ku dan menatanya rapi dideretan tempat alas kaki. Segera kupakai sandal yang ada dihadapanku, sandal milikku?

Kembali kakiku berjalan entah perintah dari mana, menelusuri tiap sudut apartemennya. Sofa ini? Gorden ini? Vas? Perabotan lainnya masih sama, bahkan foto-foto kami sewaktu bersama dulu masih ia pajang rapi ditempat yang sama 1 tahun lalu. Tak berubah sedikitpun.

Senyuman tipis terukir dibibir manisku.

Kembali aku melangkah menuju kamar mandi, saat kubuka pintu kamar mandi aku menghirup aroma ini. Aroma yang sudah tak tercium lagi olehku selama 1 tahun ini. Bahkan aku merindukan sosok yang memiliki aroma khas ini.

Jemariku memeriksa tiap benda-benda yang ada dikamar mandi. Handbody ini? Alat cukur? Ia tak menganti ini semua selama 1 tahun ini? Bahkan tempat sikat gigi hanya ada 2 sikat gigi, satu miliknya dan satu lagi milikku.

Aku membasuh wajahku, menyabuni wajahku dengan pembersih wajah khusus milikku yang tertata rapi. Handuk yang tersampir pun tak berubah juga.

Apa ia tak ingin merubah ini semua?

Aku melangkah menuju dapur, menyiapkan makan malam untuknya. Peralatan dapur, piring, mug, gelas, meja, celemek, taplak meja, sendok, chopstick dan lainnya tak berubah. Isi kulkas pun juga, bahan-bahan mingguan masih segar dan tertata rapi.

Senandung bahagiaku saat menyiapkan makan malam untuknya, sangat bahagia ia tak merubah ini. Aku sempat berfikir ia akan melupakanku. Ternyata?

Setelah usai menyiapkan makan malam favoritnya segera ku melepas celemek menyampirkannya dikursi. Makanan sudah tersedia, aku melirik pintu kamarnya.

Knop pintu kamarnya kubuka, mataku menangkap pigora besar yang tengah menampilkan 2 sosok insan yang tampak bahagia memamerkan cincin yang melingkar dijari manis mereka masing-masing.

Senyumanku pun mengembang, langkahku mengajakku mengecheck lemari besar disebrang meja rias. Saat kubuka deretan setelan jas dan kemeja yang berbagai warna terlihat rapi. Celana jeans dan.. Lemari sebelah lainnya berisi pakaianku?

Saat kubuka aku menemukan jawabannya. Masih rapi dan tak berdebu. Bahkan aksesorisnya masih sangat bersih tanpa ada sedikitpun noda.

Hati ini merasa sangat lega, perlahan aku duduk di springbed big size yang pernah menjadi tempat kami bergumul ria. Tempat dimana kami memadu kasih dan penyatuan diri.

Sejenak jantungku berdegup mengingat kejadian lalu yang tak pernah lepas dari ingatanku. Hal yang membuatku rindu padanya. Rindu akan cintanya padaku.

Dan debaranku mendadak hilang saat aku merasakan ada sepasang mata yang tengah menatapku dingin. Segera aku bangkit dari dudukku, menghampirinya.

"Kau s..su-dah pulang?" tanyaku tergagap menyadari kehadirannya yang tiba-tiba.

Ia tak menjawab hanya melangkah menuju ruang makan, duduk dikursi miliknya lalu menuangkan nasi kedalam mangkuk dan mengambil lauk lainnya.

"A..apa ka..u sudah-h membersihkan ta-nganmu?" tanyaku.

Ia hanya melirikku. Aku masih berdiri terdiam menatapnya; tersenyum kaku. Ia menatapku lalu melirik kursi yang berada dihadapannya, ia menginstruksi diriku agar duduk tanpa mengeluarkan suara sepata-katapun.

Ia menikmati makan malam yang kubuatkan pada untuknya. Ia makan dengan cukup lahap tanpa menyisakan secuil nasi.

Aku tersenyum senang, ia menatap mangkuk milikku yang masih kosong. Segera aku mengisi mangkuk-ku dengan sedikit nasi dan kami pun makan malam berdua.

Saat usai segera aku dan ia beres-beres, ia pun menuju kamar. Aku mengikutinya dari belakang; aku merindukan punggung itu.

Aku membantunya melepaskan jasnya lalu dasi miliknya selanjutnya kemeja miliknya. Ia pun melangkah menuju kamar mandi meninggalkanku dikamar sendiri, sembari menunggunya aku berbenah jas, kemeja dan dasi miliknya. Setelah usai aku duduk ditepian ranjang.

Kutatap ponsel miliknya yang tergeletak dimeja. Kugeser layar touchnya dan disana aku melihat sepasang insan yang tengah berpose lucu; bahagia.

Kulihat ia tiba-tiba sudah dihadapanku,ia merampas ponselnya dari tanganku lalu menatapku tajam seakan memberi tahu dari tatapannya bahwa 'Kau tak boleh memegang barang yang bukan milikmu!'.

Sekarang kami saling terdiam, ia menatapku dalam-dalam. Aku tak dapat membalas tatapan mengerikannya itu. Jujur aku takut sekali dengan tatapannya yang seperti itu padaku tapi aku sangat merindukan tatapannya; tatapan hangat dan lembutnya.

"Jika kau sudah selesai cepat tinggalkan tempat ini!" perintahnya. Suaranya begitu mencekat dan mengerikan ditelingaku.

"T-t..api ada yang harus kita bi-ca..rakan" ujarku terbatah.

"Tak ada lagi kita!" sungguh membuatku tak dapat bernafas.

"T-tapi apa semua ini Changmin-sshi!?" tanyaku gagap penuh dengan kebingungan.

"Tak ada yang perlu dibicarakan ataupun dijelaskan."

"T-tt-api.."

"Tak ada tapi! Cepat pergi dari sini! Waktuku terbuang hanya untuk hal bodoh ini!" ia menyeretku keluar.

"LEPASKAN!!!!" teriakku.

Dengan sekejap ia melepaskan tubuhku dan membiarkanku tersungkur dilantai.

"Cepat pergi atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini!" ucapnya dengan nada tinggi.

"Aku tak peduli, kau boleh memakiku, memukulku atau apapun yang kamu mau yang terpenting aku mendapatkan maaf darimu!" ujarku yang tampak memohon.

"Aku tak peduli dengan ucapanmu! Jika kau memintaku untuk melepaskanmu, aku melepaskanmu! Tak ada lagi permohonan lain!" nadanya semakin tinggi.

"Tak ada kah kata maaf untukku Changmin-sshi? Tak ada?" air mataku mulai tampak.

"Bisakah kali ini aku yang memohon padamu, Jijun-sshi?" rahang Changmin tampak mengeras.

"Apapun akan kulakukan untukmu. Hanya untuk mendapatkan maaf darimu." aku menatapnya nanar, sungguh aku seperti anak anjing yang kotor yang tengah meminta belas kasihan.

"Bisakah kau pergi dari hadapanku sekarang!?"

"Uh-.."

"Sebelum emosiku menguasaiku, Jijun-sshi!?" ia menutup matanya.

Segera aku bangkit, menatapnya.

"Bukan ini yang aku harapkan, apakah hanya seperti itu permintaanmu?" air mataku mengalir.

"Haruskah aku kembali pergi dan tak kembali?" isakanku terdengar cukup jelas ditelinganya.

Ia membuka matanya, kulihat matanya memerah.

Changmin POV

Aku membuka kedua mataku, dapat kulihat wajah orang yang amat-sangat aku cintai dan aku rindu hadir dihadapanku. Membawa luka lama yang ia goreskan ke-hatiku. Emosiku memuncak dan aku tak dapat mengendalikannya dan tak peduli siapapun-dia dan dimanapun.

"Bisakah kau pergi sekarang, Jijun-sshi?" pintaku yang sama sekali tak ia indahkan.

Bersih-kuku berdiri ditempat tak beranjak. Aku memejamkan mataku. "Bisakah kau dengarkan aku kali ini?" aku sungguh tak tahan.

Ia menggeleng "Aku tak ingin melukaimu kembali, aku ingin terus berada disisimu." jawaban yang menambah power amarahku.

PLAKKK!!

Ia jatuh tersungkur mendapat hadiah tamparan dipipi kirinya.

"Tak pernahkah kau tau betapa sakitnya aku!?" amarahku tampak.

Aku mendekati tubuhnya, menjambak rambutnya keras. "Kunobatkan kau sebagai wanita yang 'tak punya hati' karena mempermainkan perasaan orang yang ter-amat-sangat mencintaimu!!"
"Teganya kau meninggalku sendiri begitu saja, eoh!!!???" aku menjambaknya makin kuat.

"Bahkan kau tahu aku tak dapat ditinggal oleh orang yang aku cintai, Jijun-sshi!!!???" ku seret ia, hingga ia kini bangkit.

Kudorong ia kedinding dengan keras. "TANPA RAGU KAU MENINGGALKANKU BEGITU SAJA JIJUN-AH!!!!" teriakku tepat diwajahnya, urat diseluruh tubuhku seakan ikut beraksi.

Ku pukul tembok berulang kali, menyalurkan tiap rasa pedihku. "Bahkan kau tak menghubungiku. KAU MENGHILANG BEGITU SAJA JIJUN-AH!!!???" aku menaparnya keras hingga ia kembali terjatuh.

"Kau seperti wanita jalang yang kembali mengemis cintaku!" wajahnya memerah, begitupun wajahku.

"Semua ini tak sebanding..." aku menggeretnya kekamar.

Memukulinya membabi buta, aku menampar menjambak bahkan memukulnya berulang kali. Ini seakan bukan diriku, aku tak dapat mengendalikan diriku sendiri jika tanpa ada orang yang membantuku tuk meredamnya.

Dan seketika amarahku mereda saat ada tangan yang menyentuh lembut,lenganku.
"Tenangkan dirimu..ini bukan lah dirimu.." ujar orang yang tengah aku pukuli.

Aku menatap wajahnya yang sudah sangat merah, darah segar menghiasi bibir manisnya. Rambutnya berantakkan kubuat, bajunya tak sudah ada bentuknya.

"Belum puaskah kau memukuli-ku sampai seperti ini?"

"Apa setelah ini kau akan membunuhku?"

Setan amarahku kembali tersulut oleh pertanyaannya, kuangkat tubuhnya lalu ku hempaskan diranjang.

"Kau mau aku menjawab semua pertanyaanmu itu, JIJUN-AH!!!!" teriakku sembari mencengkram kuat wajahnya.

"Dan ini jawabannya!!!" aku melumat bibirnya kasar, memaksanya agar membalas ciumanku.

Tak dapat balasan darinya, aku semakin bertindak kasar padanya. Merobek baju tipis yang ia kenakan lalu mengenggam kedua tangannya dengan tangan kiriku. Ciumanku sama sekali tak ia indahkan, malah memancingku agar semakin meluapkan amarahku padanya.

"Apa kau tak pernah berfikir, JIJUN-AH!!!!" aku meneriakkan namanya keras.

Kulepas genggaman tanganku, kutatap tajam tubuhnya. yang setengah telanjang itu.

"Aku baru tahu jika kau itu tak punya otak untuk berfikir, ataupun hati untuk merasakan perasaan." ia menatapku tajam; masih dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jika aku tak memiliki otak, aku tak akan berfikir tuk kembali menemuimu Changmin-ah. Bahkan jika aku tak memiliki hati untuk merasakan perasaan, tak mungkin aku berada disini." ujarnya cukup jelas ditelingaku.

"Kau memang benar-benar keterlaluan JIJUN-AH!!!" aku histeris, aku menjambak rambutnya membuat ruang sendiri agar aku dapat membuat beberapa kissmark dilehernya.

Kujilat kuhisap bahkan tak segan-segan aku menggigit lehernya, ia tak dapat berkutik. Hanya lenguhan kecil dan terkadang terdengar selingan jeritan tercekat.

Bibirku berjalan terus kebawah, membuat tanda yang lebih tepatnya luka dibeberapa titik tubuhnya. Membuatnya merasakan apa yang aku rasakan selama ini, perih pedih. Tapi ini semua tak sebanding dengan sakit yang menyelimutiku.

Kurasakan cakaran indah dari kuku jemarinya, menggores punggungku saat kumainkan liar lidahku dikedua nipplenya dan sekitarnya.

Cakarannya dipunggungku terasa semakin eksotis seiring dengan lidahku yang bermain liar dan semakin turun ketubuhnya yang lain.

Membuat goresan-goresan tak beraturan yang memiliki texture berwarna merah. Ungkapan yang tersalur dari kepedihan yang ada terus ku lakukan, bahkan kini aku siap bermain liar ditubuhnya yang sangat-amat sensitive.

Tapi entah mengapa aku bangkit lalu menatapnya, menatap wajahnya yang memerah karena sudah sangat terangsang oleh perlakuanku.

PLLAAAKKK!!!

Kembali tamparan keras kuhadiahkan untuknya, membuat darah segar mengalir menelusuri darah yang sudah mengering sebelumnya.

"Lihatlah kau benar-benar tampak seperti wanita murahan! Kau kembali hanya untuk ini!? Bahkan kau sudah sangat terangsang!! Apa kau pergi meninggalkanku karena tergoda rayuan orang lain lalu pergi bersamanya Jijun-ah!? Atau kau sudah bosan dengan selingkuhanmu dan kembali padaku Jijun-ah!? JAWAB AKU!!" aku berteriak kencang diwajahnya, meminta jawaban.

"Hiks, apa aku tampak semurah itu dipikiranmu Changmin-ah?? Apa kau tak tau arti kesetiaan Changmin-ah?? Apa kau meragukan kesetiaanku hingga kau terus mengatakan hal yang tak seharusnya kau katakan pada wanita yang amat-sangat kau cintai??" kini aku melihat wajahnya sungguh menyedihkan.

"Lihatlah! Betapa menyedihkannya wajahmu itu!" celaku terus padanya.

"Tapi tidak se-menyedihkan perlakuanmu pada gadis yang kau hajar habis-habisan." jawabnya lagi.

"Tsk, bisakah kau tak usah menjawab itu JIJUN-AH!!! KAU SEMAKIN MEMBUATKU MARAH!!" teriakku tak ada hentinya padanya.

"Marahlah sepuasmu padaku, aku rasa kau pantas marah padaku. Dan aku pantas mendapatkan maaf darimu." ia bangkit, lalu duduk dihadapanku merapikan pakaiannya walau pakaiannya sudah tak ada bentuknya.

"Tak akan kubiarkan kau lepas begitu saja!" ujarku tak ragu. Ia menatapku nanar.

"Aku tak akan lari darimu lagi Changmin-ah" jawabnya lagi.

Ciuman lembut kuberi. Kali ini lebih lembut dan tak ada emosi disana, kau bisa merasakan itu Jijun-ah? Tak ada emosi, hanya ciuman yang dilandasi rasa yang kuat.

"Tak tahukah kau betapa tersiksanya aku tanpamu?" tanyaku padanya.

"Aku tahu, bahkan aku sangat tahu. Aku pun merasakannya Changmin-ah." ia memelukku lembut, pelukan yang teramat sangat kurindukan.

"Apa harus aku yang terlebih dahulu mengatakannya?" tanyaku padanya yang masih memelukku, semakin erat.

"Kurasa tidak. Karena, pasti aku duluan yang mengatakan hal itu."

"Katakanlah.."

"Aku merindukanmu." ucap kami bersamaan.

Author POV

Dengan segera Changmin melumat bibir Jijun yang masih terlihat darah segar. Terasa anyir ciuman mereka, tapi rasa rindu lebih mendominasi.

Tangan Changmin menjamah tubuh Jijun yang sudah setengah telanjang, dan melucuti pakaian Jijun yang masih menutupi bagian lain dari tubuh Jijun.

Remasan kuat membuat Jijun memekik kecil dalam ciuman mereka, memiliki kesempatan tuk bermain lidah. Tanpa sepengetahuan Jijun, Changmin sudah menelanjangi dirinya sendiri. Dan kini mereka siap melepas rindu satu sama lain. Hawa nafsu mereka memuncak bersamaan, sebagai landasan kerinduan mereka.

Sentuhan-sentuhan magis dan mantra-mantra mulai terdengar dari mulut mereka masing-masing. Saling memuaskan satu sama lain. Mendapat giliran saling menunjukkan kerinduan yang tiada tara, Changmin membumbui cumbuannya dengan emosi yang masih menjadi bayangannya. Terkadang lembut berayun, terkadang kasar tak menentu tempo alunan yang dimainkan. Membuat penyatuan tubuh mereka terlihat sangat panas dan begitu liar.

Gerakan yang amat cepat dan bersamaan tak tentu arah membuat mereka mencapai titik kepuasan mereka. Perasaan yang lega dan bahagia dikeluarkan dari cairan mereka yang bertumpah ruah mengisi penuh milik Jijun, bahkan sampai menetes dari selangkangannya.

Changmin melanjutkan aksinya, mengeluarkan miliknya lalu mendorong tubuh Jijun kesandaran randang. Menusuknya dari belakang, tanpa ada aba-aba. Dengan sekali dorongan nafsu yang menggebu; kini mereka kembali menyatu. Perlakuan kasar Changmin kembali ikut bermain pada setiap cumbuannya, dijambaknya kembali rambut sang gadis menciumi ganas lehernya. Membisikkan kata-kata yang selama ini ia ingin katakan "Aku merindukanmu~" bisik Changmin ditelinga Jijun; gadisnya.

"Ah-ahh..aku juga sangat merindukanmu Changmin-ahhh~" jawab Jijun yang diselangi desahan karena bisikan Changmin menambah gairahnya.

"You look so sexy, Jijun-ah~" puji Changmin yang kembali berbisik ditelinga Jijun.

"Akh-hh..." pekik Jijun nikmat saat Changmin menyentuh bersamaan tiap titik sensitive miliknya.

"Teruslah mendesah~!" perintah Changmin seiring tangannya yang bermain liar meremas gemas bahkan jemarinya ikut menjahili bagian yang tersembunyi dibalik selangkangan Jijun. Lidah Changmin tak ketinggalan; ikut menari menelusuri punggung Jijun dan membuat ukiran namanya yang penuh akan cinta.

Tak ada ruang bagi Jijun tuk menghirup udara. Karena Changmin terus membuat Jijun mendesah tak tertahankan. Seolah menginginkan Jijun tak berhenti mendesah.

Sentuhan-sentuhan itu membuat Jijun terus melayang, hingga mereka berdua sama-sama merasakan terbang kelangit ketujuh. Mendapatkan kenikmatan yang sudah lama tak mereka rasakan.

Menikmati tiap detik dalam kenikmatan yang luar biasa, menyalurkan rasa rindu. Mereka pun sampai pada titik tertinggi mereka, tapi mereka enggan menghentikannya begitu saja. Changmin membisikkan sesuatu ketelinga Jijun, yang berhasil membuat bulu kuduk Jijun tampak jelas.

"Kau akan membayar semua kerinduanku ini dengan, tubuhmu~" bisik Changmin dan kembali menghajar tubuh Jijun habis-habisan.

Kembali menampar ataupun memukul, membangkitkan selera bercinta yang mengerikan penuh akan darah yang mengucur. Tak hanya cairan cinta mereka yang mengucur, darah segar pun ikut memadukan warna dengan cairan cinta mereka.

Bermain panas hingga turun kelantai, menghabiskan tiap detik bercumbu. Sudah tak ada ruang sedikitpun yang tak luput dari ukiran indah Changmin, membuatnya tampak begitu mengerikan tapi ia tampak puas dalam tidurnya yang terlelap. Lenyap sudah kini amarah Changmin yang sudah dilampiaskan pada tubuh Jijun yang sudah hampir tak ada bentuknya. Detakan itu masih terasa walau tubuhnya sudah tak karuan rasanya.

Pagi pun datang, Jijun membuka matanya. Benar, ia tak dapat merasakan tubuhnya. Sekujur tubuhnya penuh akan luka kerinduan yang penuh akan cinta. Jijun sampai tak sanggup untuk bangkit dari tidurnya karena Changmin benar-benar menghabisinya tanpa ampun.

Jijun POV

Aku berusaha bangkit dari tidurku, menatap wajah orang yang amat kucintai tengah tertidur lelap. Aku sangat merindukan wajahnya yang saat tertidur seperti itu.

Kukecup keningnya lama lalu beranjak menuju kamar mandi.

Aku menatap pantulan bayangan tubuhku dari cermin, aku tersenyum. Lalu menangis, hiks.

"Jangan harap kau bisa pergi dariku untuk kedua kalinya, tak akan!" bisik seorang yang tengah memelukku dari belakang dan mengecup puncak kepalaku. Aku berbalik lalu memeluknya erat.

"Aku tak akan meninggalkanmu. I promise." bisikku.

Ciuman panas pun kembali ia layangkan padaku, dan diangkatnya tubuhku agar duduk diwastafel. Selimut yang kupakai tuk menutupi tubuhku pun jatuh kelantai dan pagi ini kami kembali terbang menuju kelangit ketujuh.

Terus bergumul ria membuat goresan indah, menutupi goresan yang lama penuh akan luka.

Inilah saat kerinduan bercampur nafsu.

FIN

"Cari alasan kuat kenapa kalian meninggalkan orang yang kalian cintai, lalu kembali lagi padanya.."

Comments

Popular Post

Ajushii rasa Oppa

Halooo disini Jijun membawakan Ajushi-ajushi yang membakar jiwa nan raga hihih. Bahkan umur mereka itu sperti hanya angka dengan wajah yang semakin menua tapi semakin panasnya sungguh menyinari hari-hariku. Selain tampan, kebanyakan dari mereka adalah Aktor dan memiliki ABS yang merusak pikiran setiap wanita. Yuk kalian yang mau tau Ajushi rasa Oppa versi Jijun ini, jangan lupa siapin stock oksige yak.  Penyegar ruangan, hirup banyak-banyak yak!  Ji Sung   (born Kwak Tae-geun on February 27, 1977) is a   South Korean   actor. He is best known for his roles in the   television dramas All In   (2003),   Save the Last Dance for Me (2004),   New Heart   (2007),   Protect the Boss (2011),   Secret Love   (2013),   Kill Me, Heal Me (2015),   Defendant   (2017), and the film   My PS Partner   (2012).

Megumi Aihara Profile [Ulzzang Indonesia Girl]

Now is Megumi Turn~ Question and Answer with Megumi, Ulzzang Indonesian. Q              : Introduce please~ A              : Megumi Song Real Name: Ria Angriani Nick Name/Cyber name: Aihara Megumi (Gummy) D.O.B : 11 Juli 1991 Blood Type: B Race: Indonesian Country: Makassar, Indonesia.   Q          : Tertarik dengan dunia per-Ulzzangan dan Cosplay? Kenapa? A          : Well, sebenarnya ga tertarik sih sm Ulzzang awalnya, lebih ke cosplay ama fashion street di Jepang. Awal tau ulzzang2an pun dari temen, lewat video tutorial makeup di hpnya, iseng iseng di coba sendiri makeup nya, di abadiin lewat kamera *lol*, gatau juga kenapa ada yang suka sm foto2 saya. Iseng aja sih itu sebenarnya Kalo soal tertarik, mungkin karena mereka unik, berani tampil beda di depan orang banyak Q          : Oh begitu Jadi lebih ke Cosplay. Untuk make-up sendiri suka make-up Cosplay atau Ulzzang? A              : Hmm.. Ulzzang.. Lebih simple .. karena makeu

Review Chica Y CHico Nude Fantasy Whitening Cream

Review Chica Y Chico Nude Fantasy Wh i tening Cream So halo lagi untuk wanita dari manapun kalian berasal, kali ini Jijun kembali mereview suatu prodak yeay skincare korea lagi dan ini adalah salah satu produk dari brand Chica Y Chico Nude Fantasy Whitening Cream. Dan tentunya mungkin agak sedikit panjang, yuk mari kita simak melalui bagmbar berikut. Packing & Texture   Packingnya sangat lucu ya, dan produk ini cukup cantik bagiku dan teksturnya lembut dan memiliki aroma yang enak seperti susu dan campuran bunga lainnya  tapi rasanya aneh (gak sengaja kejilat tangan sendiri pas habis pakai ini cream . Sayang setelah diaplikasikan ke wajah, malah jadi lengket tapi setelah diberi loose powder udah engga.  Cream  ini berbentuk jar berisi 55ml.

Korean Drama dari tahun ke tahun

Halooo, apa kabar chingu-duel~. Jijun kembali disini ingin berbagi dengan kalian nih tentang drama korea dari tahun ketahun. Atau awal mulanya Jijun nonton drama koriya, dan ini adalah drama yang pernah Jijun lihat dan Jijun lampirkan review barang kali kalian mau flash back nonton ulang dramanya karena kangen tokohnya atau jalan ceritanya, bahkan chemistry dari para aktor/aktrisnya. Dan pasti kalian tahu bukan drama korea kadang susah ditebak, baper abis atau bikin jungkir balik penonton. Yuk kita simak. Jijun akan membagi drama-drama tersebut dibagiannya masing-masing.

Mazz Profile

Here for many photos of Mazz my fav <3 Tomboy with his stlye  Mazz Line-Up Name : Bongkot   Nick Name : Mazz , Mot Age : 28 D.O.B : 24/02/1985 Country :Thailand City :Chonburi Race :Takwondo Account Link (Anything) :- Height :166 cm Weight :49 kg Blood Type :B Insteresting :Anime,Japanese drama Hobbies : Taekwondo and Fitness Favorite Food : Thai Food Favorite Drink : Starbucks (all of caramel type) ^ May you tell me how your make-up tutorial? I studied all of make up from Japanese magazines such as Men' s egg, Men's Knuckle and so on. Therefore, firstly, I have to use foundation for base and use concealer to close some black spots. Secondly, I have less eyebrow hair so I have to draw it by using eyebrow pencil and eyebrow template. Finally, I use face powder to make my face cleared. ^ May you tell me how your hair style tutorial? I also studied from Japanese magazines. Firstly, I use the iron pinch my hair around 10-15 mins. Secondly, I use wax t
© 2017 Our Memories. Designed by Eirudo.All rights reserved.